Cuma Catatan Kecil

Karena sejatinya setiap hal yang tercatat seharusnya dapat menjadi pembelajaran dan bahan untuk perbaikan di waktu yang akan datang. Begitulah sebaik-baiknya orang, lebih baik dari waktu sebelumnya. Namun tak jarang beberapa hal luput, tak tercatat, kemudian terabaikan. Meski tak sengaja menuai luka bagi yang lain. Meski tak sadar dosa tertumpuk. Katanya wajar, namanya juga manusia, khilaf. 

Pantas saja para tikus elite itu tetap hidup layak di negeri tercinta yang kekayaan sumber daya alamnya dapat dikeruk kapan pun sesuai kepentingan golongan tertentu. Menikmati indahnya hasil "kerja keras" bersama orang tercinta. Lucu ya? Katanya cinta, tapi tidak bertanggungjawab memberi yang baik. Semua dianggap mudah ketika uang di genggaman. Ketika tertangkap, bilang saja khilaf. Namanya juga demokrasi. Tak peduli ratusan jiwa terlantar di jalanan, membuang harga diri demi sesuap nasi. 

Ah tapi ini cuma catatan kecil. Tak lantas mengubah keadaan. 

Pantas saja ada anak tukang becak yang merajuk dan dengan mudahnya melontarkan nada tinggi kepada orangtuanya hanya karena malu pada temannya. Menjadi tukang becak kan bukan pekerjaan hina. Aneh ya? Padahal ada anak tukang becak lain bisa meraih gelar sarjana dengan predikat membanggakan. Ketika mendapat teguran-Nya, bilang saja khilaf. Namanya juga manusia. Tak peduli luka yang telah digoreskan. Meski orangtua selalu punya maaf untuk anaknya. 

Ah tapi ini cuma catatan kecil. Tak lantas mengubah keadaan. 

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Review Series: Gadis Kretek (2023)

Review Film: Petualangan Sherina 2, Membangkitkan Memori Masa Kecil

Series Celebrity di Netflix